VIRAL!!!!
MASUK PAK EKO!!!!!!!!!!
Pick one of the cheapest cars to insure for young drivers
When looking for your first car, the cost of car insurance is often a big factor in the buying process. All cars on the market belong to one of 50 different car insurance groups — the cheapest cars to insure for new drivers can be found in groups one to five. This is particularly important for young male or female drivers with fast cars, which are typically more expensive.
Steer clear of car modifications
Car modifications, such as alloy wheels and body kits, often appeal to young drivers wanting to personalise simple-looking hatchbacks or medium-sized cars. However, avoid them if you want the best insurance for young drivers — modifications are known to increase premiums by hundreds of pounds. Again, this is the sort of thing that young drivers with fast cars, or those who want a fast car, should be aware of.
If you are absolutely determined to modify your car, consider if you would be happy to replace the modified parts with cheaper ones, otherwise the costs of the premiums could be much higher.
VIRAL MASUK PAK EKOOO!!!! Porong - Masoookk Pak Eko! Nganuuuu Lo Ndaaaannn! Dua kalimat tersebut mendadak akrab di telinga sebagian masyarakat Indonesia, khususnya para pengguna sosial media. Kalimat tersebut menjadi jargon yang dipopulerkan seorang polisi senior.
Namanya AKP Eko Hari Cahyono. Warganet akrab mengenalnya dengan Pak Eko. Sosok Eko dikenal karena ketangkasannya melempar benda sekaligus tingkahnya yang jenaka.
Di dalam video yang viral itu, Eko melempar beragam benda. Mulai sangkur, gunting rumput, obeng, gergaji, hingga sumpit yang terbuat dari besi. Eko merekam video itu dibantu oleh sekawanan anak-anak. Suara anak-anak itulah yang menjadi ciri khas dan mempopulerkan kata: Masoook Pak Eko.
Dengan nada yang menggelegar tapi polos, suara anak-anak itu selalu menghiasi serangkaian aksi lempar benda yang dilakoni Eko. Setelah itu, Eko memungkasi aksinya dengan mengacungkan dua jempol sambil sedikit menggoyang-goyangkan badan. Eko saat ini menjabat sebagai Paur Binsuhsis Pusdik Sabhara Polri. Markas Pusdik itu berada di Porong, Sidoarjo. Sejak awal berdinas di sana, Eko tinggal di rumah dinas yang jadi satu komplek dengan lokasi itu. JawaPos.com menemui langsung polisi kelahiran Ponorogo itu, Selasa, 28 Agustus 2018.
Penampilan Eko memang seperti yang tergambar dalam video. Ramah, jenaka, murah senyum, tapi tidak menghilangkan pribadi tegas sebagai seorang aparat negara. Rambutnya yang putih beruban cukup untuk mewakili bahwa dia adalah sosok senior yang disegani.
Siang itu, terik matahari sungguh menyengat. Panasnya sampai ke ubun-ubun serasa kepala mau pecah. Tapi, sengatan matahari itu sudah menjadi santapan Eko sehari-hari. Sebagai instruktur lapangan yang mengajarkan materi ke polisi Sabhara, Eko sudah biasa berjemur.
Di lapangan Krida Samapta Bhayangkara, ratusan anggota Sabhara baru sedang berlatih fisik. Mereka berlari mengitari lapangan yang lokasinya berada agak ke belakang dari bangunan utama Pusdik Sabhara Polri. Di situ pula, Eko biasa melatih ketangkasan melempar benda. Sembari menunggu anak-anak tersebut pulang sekolah, Eko menceritakan tugasnya sebagai instruktur. Ketangkasan melempar benda itu tidak didapat dengan instan. "Saya mulai berlatih melempar seperti itu sejak 1998. Saat pendidikan perintis," tuturnya.
Dulu, Eko melanjutkan, ada materi lempar sangkur yang diberikan kepada anggota baru Sabhara. Sebagai instruktur, Eko tentu harus latihan sendiri. Dia terus mengasah ketrampilannya hingga mahir seperti sekarang. Materi lempar sangkur itu sekarang sudah dihapus. Meskipun begitu, Eko tetap menjaga keterampilannya. Dia tetap latihan melempar benda untuk mengenai sasaran. "Kalau sekarang saya mengajarkan pelajaran lapangan. Mulai survival atau SAR, sampai menembak," ungkap perwira polisi dengan tiga balok di pundak tersebut.
Sebagai staf pengajar, Eko mengaku biasa dikenal anak buahnya sebagai guru yang disiplin. Di balik tingkahnya yang jenaka di media sosial, Eko selalu teratur dan tegas dalam menghadapi segala hal, terutama saat dia mengajar.
Disiplin memang menjadi pegangan utamanya. Dia sadar, materi yang diajarkannya penuh dengan risiko. Prinsip itu dipegang Eko sampai sekarang.